Kamis, 15 Januari 2015

PDIP klaim cetak para pemimpin dari tingkat kabupaten hingga presiden

Sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sudah selayaknya bangga dan bersyukur dengan apa yang sudah diraih berupa kemenangan dalam setiap pemilihan. Dimana dari setiap pemilihan PDIP selalu mendulang suara terbanyak dan sudah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin baru, baik ditingkat kabupaten hingga Nasional.

"Dulu PDIP hanyalah partainya orang sandal jepit, seiring berjalannya waktu parta ini sekarang malah menjadi rebutan bagi setiap orang. Bahkan sekarang ini, para pemimpin yang berasal dari partai ini juga ada ditingkat kabupaten, Provinsi, legislatif dan juga menjadi orang nomor satu dinegri ini," kata ketua DPC PDIP Brebes, H Indra Kusuma SSos, Kamis (15/01/15) saat Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke 42 di Gedung MWC NU Kecamatan Bumiayu.

Menurut Indra, Sebagai wujud ungkapan terimakasih atas kontribusi masyarakat dan kader PDIP yang sudah cukup besar dalam setiap kemenangan Pemilu. Melalui peringatan HUT PDIP ke 42 ini, DPC PDIP Brebes sengaja menggelar sejumlah kegiatan bakti sosial untuk masyarakat kabupaten Brebes, seperti halnya pemberian ribuan paket sembako untuk tukang becak dan warga tidak mampu, santunan untuk anak-anak yatim piatu, sunatan massal dan donor darah serta kegiatan bakti sosial lainnya.

" Kami sengaja berikan bantuan itu untuk mereka, karena PDIP sangat peduli pada masyarakat bawah atau kurang mampu, maka pada HUT PDIP ini kami berikan santunan untuk mereka," ujar indra yang juga mantan Bupati Brebes ini.

Ditambahkan Narjo selaku wakil ketua DPC PDI Brebes bahwa, Kader PDI Perjuangan harus bisa selalu kompak dan mampu menjaga nama baik partai, janganlah saling bercerai berai hanya karena masalah sepele. Selain itu bagi kader PDIP harus mendukung program-program pemerintah, karena bagaimanapun juga setiap pemimpin tidak akan menyengsarakan rakyatnya akantetapi ingin selalu mensejahterakan rakyatnya.

" Oleh karenya kami mohon dukungan dan kerjasamanya dalam memajukan kabupaten Brebes kearah yang lebih baik lagi. Pesan kami tetap kompak, jaga keharmonisan dan selalu brayan," ungkap Narjo.

Tampak hadir dalam kegiatan itu seluruh jajaran partai baik dari ranting, PAC hingga DPC dan kader-kader PDIP dari berbagai daerah.

Senin, 12 Januari 2015

2 pelajar tewas saat menyeberang waduk penjalin

Sebuah perahu terbalik saat digunakan untuk menyebarang 4 pelajar SMP BU Winduaji, Senin (12/01/14) sekira pukul 13.30 wib di waduk penjalin desa Winduaji kecamatan Paguyangan.
Dari keempat pelajar tersebut, dua diantaranya berhasil diselamatkan dan dua pelajar lainnya meninggal dunia karena tenggelam.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dilapangan menyebutkan, korban yang selamat bernama Hasyim Asari (13) warga dukuh kedung wunggu Rt 01/03 desa Winduaji dan Hidayatullah (14) warga dukuh Soka Rt 01/03 desa Winduaji. Sementara untuk korban yang meninggal dunia benama Ruli Sahepta (14) warga dukuh  Kedungwungu  Rt  01/03  desa  Winduaji dan Amirudin (15) warga yang sama, keduanya ditemukan sekira pukul 15.45  wib dan 16.00 wib, setelah warga dan tim penyelam dari PT Stalatit Semarang melakukan pencarian sampai ke dasar waduk penjalin.

" Biasanya kami menyebarang waduk ini aman-aman saja, namun entah bagaimana jukung/perahu yang kami tumpangi tiba-tiba diterpa angin kencang hingga menimbulkan ombak dan air waduk masuk ke jukung itu hingga akhirnya terbalik dan tenggelam," kata dayat, salah seorang korban yang selamat.

Musodik (55) salah seorang warga yang tengah menjala ikan disekitar TKP yang mendengar terikan para korban, langsung datang untuk menolong mereka. Namun sayang dirinya hanya bisa menyelamatkan Hasyim Asari dan Hidayatullah. Sementara kedua korban lainnya yakni Ruli Sahepta (14) dan Amirudin (15) yang juga kakak dari Hasyim Asari, terlanjur tenggelam kedalam waduk. " Saya telah berusaha untuk menyelamatkan mereka tetapi kedua korban lainnya sudah terlanjur tenggelam," ungkap Sodik.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Paguyangan, Aipda Bambang Basuki SH menerangkan, Upaya pencarianpun dilakukan oleh semua warga dibantu tim penyelam dari PT Stalatit Semarang yang tengah bekerja memperbaiki tower di Waduk Penjalin.  Setelah upaya pencarian dilakukan hampir lebih dari 2 jam, akhirnya kedua korban yang tenggelappun ditemukan.

" Begitu kedua korban ditemukan dan diketahui telah meninggal dunia, mereka langsung dibawa kerumah duka di Dukuh Kedungwungu Desa Winduaji," pungkas Bambang.

Selasa, 06 Januari 2015

Status Gunung Slamet turun menjadi waspada

Saat ini masyarakat disekitar lereng gunung Slamet sudah bisa bernafas dengan lega setelah mendengar kabar dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Senin 5 Januari 2015 yang menyatakan status Gunung Slamet turun dari siaga (level III) menjadi waspada (level II). Demikian dikatakan Camat Sirampog, Munaedi SH  seusai cek lokasi bersama Muspika Kecamatan Sirampog, Selasa (06/01/15).

Menurut camat Sirampog, pihaknya menerima laporan penurunan status gunung Slamet, pada Senin sekira pukul 16.00 wib. Kemudian pada esok harinya camat bersama Muspika langsung cek lokasi dan menyampaikan kabar gembira itu kepada warga masyarakat yang bermukim di bawah lereng gunung Slamet. " Meskipun sekarang Status Gunung slamet telah turun, akan tetapi kami meminta kepada semua warga agar selalu waspada jika terjadi hal-hal yang tidak dinginkan," ucap Camat Munaedi.

Pihaknya juga meminta kepada beberapa kepaladesa (kades) yang berada diradius Gunung, khususnya kades Dawuhan untuk selalu melaporkan apapun yang terjadi setiap saat terkait pergerakan gunung Slamet. Hal ini guna langkah antisipasi sedini mungkin agar proses evakuasi bisa dilakukan secara cepat.

Seperti diketahui bersama bahwa, aktivitas Gunung Slamet meningkat sejak awal Maret 2013. Pada 10 Maret, PVMBG menaikkan statusnya dari normal menjadi waspada. Pada 30 April, status Gunung Slamet dinaikkan lagi menjadi siaga. Karena aktivitas vulkanisnya mereda, PVMBG menurunkan status menjadi waspada pada 12 Mei 2014.

Genap tiga bulan berstatus waspada, Gunung Slamet kembali menggeliat hingga statusnya dinaikkan lagi menjadi siaga pada 12 Agustus 2014. Setelah hampir lima bulan berstatus siaga, status Gunung Slamet diturunkan lagi menjadi waspada pada 5 Januari 2015 kemarin.

" Kita semua berharap gunung Slamet akan tetap selamanya selamat, tidak sampai meletus yang besar," pungkas Munaedi.