Rabu, 18 November 2015

Karung goni basah bisa buat madamin kebakaran

Paguyangan - Kebakaran kapanpun bisa terjadi terutama saat manusia lalai meninggalkan rumah tanpa mematikan kompor atau tungku yang ada didapur. Untuk mengatasi kebakaran awal dimana api masih relatif kecil, alangkah baiknya gunakan karung goni basah sebagai antisipasi awal.

Demikian dikatakan kepala UPTD Damkar wilayah selatan, Sugeng Hartono dihadapan relawan saat kegiatan pelatihan kebencanaan BPBD kab Brebes, Rabu (18 November 2015) di Pandansari kec Paguyangan.

Menurut sugeng, biasanya jika ada kebakaran di dapur para ibu sering panik, jadi untuk bapak-bapaknya harus bisa berfikir tenang tapi harus bisa bertindak cepat agar kebakaran itu tidak meluas yaitu dengan jalan memanfaatkan apa yang ada dan salah satunya dengan karung goni basah itu. Tetapi jika kebakaran sulit dipadamkan atau semakin membesar, sebaiknya segera meminta bantuan pemadam kebakaran.

"Nah caranya celupkan karung goni ke air dan angkat karung goni tersebut dengan tangan yang tertutup karung. Tetap pastikan bahwa diri Anda terlindungi dengan cara memegang karung goni tersebut sebagai tameng api," papar Sugeng.

Kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana BPBD Kab Brebes Eddy Mulyani menyatakan pelatihan kebencanaan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat/relawan akan bahaya dari bencana alam yang kapanun bisa terjadi dan bagaimana cara penanggulangannya. Selain itu kegiatan ini juga untuk lebih memperkenalkan lembaga BPBD kepada masyarakat dan sebagai upaya pencegahan sebelum kejadian yang tidak diinginkan terjadi.

" Tugas kami ya memberikan sosialisasi kepada masyarakat seperti sekarang ini, selain itu juga dalam kesempatan kali ini juga di gelar simulasi tanggap bencana. Untuk tahun anggaran 2015 ini, kami fokuskan di dua kecamatan yakni kecamatan salem dan kecamatan Paguyangan yang masing-masing 200 relawan," tutup Eddy. (*)

Sabtu, 14 November 2015

SIKAP KELIRU KETIKA SAKIT

Ilustrasi orang yang sedang sakit


1.Marah dan tidak sabar dengan takdir yang menyulitkan

Tidak ada kejadian sekecil apapun di alam ini kecuali karena kehendak Alloh yang Maha Bijaksana. meyakini adanya taqdir Alloh adalah bukti keimanan yang benar. Maka ketika ditimpa taqdir yang buruk, misalnya Sakit kita harus bersabar menghadapinya.

Rosululloh shalallohu'alaihi wassalam bersabda: " Tidaklah seorang hamba diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran." (HR Bukhari dan Muslim)

Rosululloh shalallohu'alaihi wassalam bersabda: " Tidaklah seorang Muslim ditimpa kepayahan, penyakit, kegundahan, gangguan dan kekhawatiran, sampaipun duri yang menusuknya, kecuali Alloh akan menghapus dosa-dosanya karenanya." (HR Bukhori)

Mengapa seorang Muslim diuji dengan musibah dan penyakit? Diantara sebabnya adalah karena ia sering melalaikan dan meremehkan sebagian perintahNYA, menjadi sebab diangkatnya kedudukan si sakit di akherat kelak, atau untuk mencegah musibah yang lebih berat dan sesuatu yang tidak disenangi.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal amat baik bagimu," (QS Al Baqaroh:116)

IbnuQayyim rahimahulloh menjelaskan, Sabar itu wajib menurut kesepakatan ummat, sabar adalah setengah iman, karena iman itu terbagi dua yakni setengahnya adalah sabar dan setengahnya lagi adalah syukur.


2.Berobat Kepada Tukang Sihir, Dukun atau Orang Pintar

Rasullloh shalallohu'alaihi wassalam mengingatkan umatnya," Barang siapa yan mendatangi dukun ('arraf/kahin), kemudian membenarkan apa yang dikatakannya, berarti ia telah kafir terhadap yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu'alaihi wassalam" (HR Ahmad, Abu Dawud, shahihul Jami).

Rasululloh shalallohu'alaihi wassalam juga bersabda, " Barang siapa yang mendatangi dukun ('arraf), lalu dia bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka sholatnya tidak diterima 40 malam," (HR Muslim).

Para dukun adalah budak setan, diantara mereka terjalin persekongkolan jahat. Si dukun memohon bantuan kepada setan dari kalangan jin untuk meraih tujuan duniawinya ( harta, kedudukan,ilmu sihir, kemasyhuran, dll). Sedangkan setan dari kalangan jin memperalat si dukun untuk mendukung missinya, yakni merusak keimanan dan aqidah umat islam. Kerjasama ini berlaku setelah sidukun memberikan syarat-syarat (tumbal, amalan Syirik, kufur bid'ah) yang diminta oleh si setan (jin).


3. Meninggalkan Sholat Wajib

Sholat wajib adalah satu Hak Alloh Ta'ala atas hamba-hambaNYA yang harus ditunaikan dalam keadaan sehat maupun sakit. Ketika sakit, kewajiban ini  dilakukan sesuai kesangggupannya , setelah diusahakan secara maksimal.

Mengabaikan kewajiban ini adalah kesalahan terberat, ketika si sakit menyangka ia punya alasan untuk tidak mengerjakan shalat, sedangkan akalnya masih sehat. Padahal ia bisa sholat dengan cara yang mudah.
Rosululloh shalallohu'alaihi wassalam bersabda " Sholatlah engkau dengan berdiri, kalau tidak bisa maka dengan duduk, kalau tidak mampu juga maka dengan berbaring," (HR Al Bukhari).

SEandainya orang sakit itu boleh meningggalkan sholat, niscaya Rosululloh shalallohu'alaihi wassalam tidak menyuruh sholat dalam keadaan duduk atau berbaring sesuai kemampuannya.

Ibnul Qayyim rahimahulloh menjelaskan, " kaum muslimin telah sepakat bahwa meninggalkan sholat fardhu secara sengaja termasuk dosa besar yag terbesar. Dosanya di sisi Alloh Ta'al lebih besar daripada dosa membunuh dan mengambil harta milik orang lain. Lebih besar pula daripada dosa berzina, mencuri dan minum khamr. Pelakunya dihadapkan kepada hukum Alloh, murkaNYA dan Kehinaan yang akan ditimpakan didunia dan akhirat" (Ash-Shalah Wahukmu Tarikiha)

As-Syaikh Ibn Baz rahimahulloh mengatakan " Tidak boleh meninggalkan sholat bagaimanapun keadaannya, bahkan seorang mukallaf wajib untuk lebih bersemangat mengerjakan sholat di hari-hari sakitnya daripada di waktu sehatnya."

4.Menunda Sholat hingga Keluar dari Waktunya

Sholat wajib adalah ibadah yang telah ditentukan waktu-waktunya, sebagaimana firman Alloh Ta'ala,  " Sesungguhnya Sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman" (An-Nisa:103)

Maka menunda sholat dari waktunya termasuk dosa besar. Hal ini disebutkan dalam firman Alloh Ta'ala, " Datanglah setelah mereka satu generasi yang mereka itu suka menyia-nyiakan sholat dan mengikuti Syahwat. Kelak mereka itu akan menemui kesesatan" (Maryam:59)

Apabila sangat berat bagi si sakit untuk mengerjakan pada waktunya masing-masing, maka ia boleh menjamak (menggabung) sholat dzuhur dan 'Ashar, atau Sholat Maghrib dan Isya. Baik mengerjakannya diwaktu sholat yang pertama ataupun pada waktu sholat yang kedua.



5.Tidak bersuci padahal bisa melakukannya
 
Orang yang sakit tetap wajib bersuci atau berwudhu ketika hendak sholat. karena suci dari hadas adalah syarat sahnya sholat.
Bagi yang tidak bisa mandi wajib atau berwudhu karena sangat sulit atau dapat menambah berat sakitnya, bisa denga bantuan orang lain  atau mengunakan air hangat. kalau tidak mampu juga baru dengan bertayammum, baik untuk menghilangkan hadas kecil atau hadas besar.


6. Putus Asa dari Rahmat Alloh Ta'ala

Rasululloh shalallohu'alaihi wassalam bersabda, " Janganlah salah seorang dari kalian mati kecuali dalam keadaan ia Husnudzon (berbaik sangka) kepada Alloh," (HR Muslim)
Husnudzon kepada Alloh adalah dugaan kuat Alloh akan merahmatinya dan memaafkannya.

Sebagai orang yang sakit merasakan kejenuhan sehingga ia berkeluh kesah dan putus asa dari rahmat Alloh Ta'ala, padahal sikap ini hanya akan menambah berat musibahnya dan mendatangkan murka Alloh Ta'ala.


7. Menggantungkan Nasibnya kepada selain Alloh

Sama sekali tidak berdosa bagi si sakit untuk menempuh jalan mencapai kesembuhan dengan seizin Alloh, seperti berobat kepada dokter. Akan tetapi ia wajib tawakkal hanya kepada Alloh. ia harus yakin bahwa yang menyembuhkan adalah Alloh Ta'ala sedangkan obat hanyalah sebab kesembuhan.

Sebagaimana ucapan nabi Ibrahim 'alaihis salam didalam Al Quran " Dan Apabila aku Sakit maka Dialah (Alloh) yang menyembuhkanku" (Asy-Syu'ara:80).

8. Tidak Berdo'a

Alloh Ta'ala maha mampu untuk mengatasi musibah seberat apapun dari hamba-hamabaNYA, oleh karena itu si sakit harus berdoa  kepadaNYA. Do'a adalah senjata orang mukmin.

Rasululloh shalallohu'alaihi wassalam bersabda, " Do'a bermanfaat untuk mengatasi sesuatu yang telah menimpa dan yang belum, maka seharusnya kalian berdo'a wahai hamba Alloh," (HR at Tirmidzi, hasan, Shahihul Jami).
Ibnul Qayyim menjelaskan, bahwa kedudukan do'a terhadap musibah ada tiga:
a. Doa lebih kuat daripada musibah, sehingga lenyaplah bala' tersebut.
b. Bala' lebih kuat daripada doa, maka musibah menimpa si hamba.  Namun demikian doa tetap bermanfaat meringankan penderitaan, meskipun doa itu pada posisi yang lemah.
c. Doa dan Bala' seimbang, sehingga masing-masing saling menolak. (Ad-Da'uwad Dawa).


9. Tidak Berwasiat untuk menunaikan kwajibannya

Orang Sakit berat, sedangkan ia masih memiliki hutang yang wajib dibayar atau hak orang lain yang belum ditunaikan, hendaklah berwasiat kepada keluarganya.

Rasululloh shalallohu'alaihi wassalam bersabda, " Tidak pantas bagi seorang Muslim melewati dua malam dalam keadaan dia memiliki sesuatu yang ingin ia wasiatkan, kecuali wasiatnya berada (tertulis) di sisinya," (Muttafaqun'alaih)


Ibnu Abdil Bar rahimahulloh menjelaskan," Para Ulama sepakat bahwa wasiat itu bukan wajib, kecuali bagi orang yang memiliki tanggungan tanpa bukti atau memiliki amanah tanpa saksi. Jika demikian ia wajib berwasiat. (at-Tamhid)
Adapun wasiat yang bertentangan dengan syariat Islam, maka wasiat tersebut batil dan tidak boleh dilaksanakan.


10. Tidak meyakini manfaat Ruqyah Syar'iyyah

Ruqyah adalah bacaan ayat Al Qur'an atau do'a yang diajarkan Rasululloh shalallohu'alaihi wassalam, dibacakan untuk orang lain atau diri sendiri dengan memohon kesembuhan kepada Alloh dari sakitnya. Bahkan bermanfaat bukan hanya untuk yang sakit, tapi juga yang sehat.
Karena Al Qur'an adalah kalamulloh, mu'jizat, obat dan keberkahan bagi orang-orang yang beriman dan mengamalkan isi kandungan AL Qur'an.

Alloh Ta'ala berfirman," Dan Kami menurunkan Al Qur'an ini sesuatu yang merupakan penyembuh/obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Al isro: 82)