Selasa, 18 November 2014

Puluhan Sopir angkutdes Mogok

Puluhan sopir angkutan pedesaan (Angkutdes) di Brebes Selatan, Selasa (18/11/14) pagi menggelar aksi mogok menuntut ketetapan tarif angkutan menyusul kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan oleh pemerintah sejak pukul 00.00 wib.

Mereka yang menggelar aksi mogok ini merupakan sopir-sopir angkutdes trayek Bumiayu-Pruwatan dan Bumiayu-Buaran yang berjumlah sekitar 60 orang. Aksi para sopir ini digelar secara terpisah, ada yang di pangkalan angkutdes Pruwatan dan adapula di jalan Provinsi ruas Bumiayu-Salem serta dipangkalan pasar Buaran masuk desa pangebatan kec Bantarkawung.

Aksi mogok ini dimulai sejak pagi setelah para sopir angkudes tersebut mengantar anak sekolah dan kemudian tidak ada satu pun angkutdes yang beroperasi, bahkan mereka lebih memilih untuk mengandangkan kendaraannya. Akibat aksi mogok itu, masyarakat umum yang hendak menggunakan jasa transportasi menjadi kebinggungan dibuatnya dan masyarakat terpaksa menggunakan jasa ojeg.

"Semua angkutdes yang tadinya beroperasi kembali ke pangkalan dan lebih memilih aksi mogok, hal ini karena ketetapan tarif resmi dari Dishub Brebes belum keluar. Kami tidak mau berdebat dengan masyarakat/penumpang yang sudah terlanjur naik angkutdes dan kami tidak mau dianggap menaikan tarif angkutan seenaknya saja," ujar Slamet selaku wakil Ketua paguyuban angkutdes Bumiayu.

Aksi mogok yang dilakukan para sopir angkutdes tersebut, akhirnya bubar setelah pihak kepolisian datang dengan mengantar  materi saran Teknis dari Dinas perhubungan Komunikasi dan informasi (Dishubkominfo) kabupaten Brebes, perihal usulan kenaikan Tarif angkutan umum pedesaan.


" Ini kami bawa Saran Teknis dari Dishubkominfo kabupaten Brebes dan kami harap para sopir angkutdes baik trayek Bumiayu-Pruwatan dan Bumiayu-Buaran bisa kembali beroperasi lagi," ucap salah seorang polisi sembari membubarkan aksi mogok tersebut.

Secara terpisah Kepala Terminal Bumiayu, Nurul Ismed menyampaikan, berdasarkan Saran Teknis Dishubkominfo kabupaten Brebes bahwa sehubungan dengan telah diumumkannya kenaikan harga BBM maka pihaknya telah melakukan perhitungan berdasarkan kaidah-kaidah  perhitungan kenaikan BBM yang menghasilkan keputusan kenaikan tarif angkutan pedesaan sebesar rata-rata 23 persen.

" Kami yakin kenaikanBBM akan berpengaruhpada menurunnya daya beli masyarakat dan inflasi, namun demikian harus disikapi agar kenaikan tersebut tidak membuat angkutan pedesaan mengalami euphoria kenaikan tarif yang berlebihan. Oleh karenanya edaran Saran teknis dari Dishubkominfo kabupaten Brebes ini perlu disampaikan kepada mereka para sopir dan pemilik jasa transportasi, jika tidak, roda perekonomian masyarakat bisa kacau dan tak terkendali," tukas Ismed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar